Indef: Pemerintah Harus Transparan soal Uji Vaksin Covid-19
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati minta pemerintahan untuk memprioritaskan faktor tranparansi dalam semua proses penyediaan dan pengetesan vaksin Covid-19.
TRICK MENANG GAMPANG DALAM PERMAINAN SLOT ONLINE PALING BARU
Ini ditujukan untuk tingkatkan keyakinan khalayak akan keamanan dan efektifitas vaksin dalam mencegah virus membahayakan asal China itu.
"Tetapi untuk sanggup terlepas dari Covid-19 vaksin sendiri kalau datanya tepat, efektifitas, tranparansi terbukti secara medis. Berarti telah penuhi tes medis yang di panel oleh periset itu oke," tutur ia pada acara Vaksin dan Potensial Pemulihan Ekonomi, Sabtu (19/12/2020).
Enny menerangkan, tranparansi dalam penyediaan dan pengetesan vaksin mutlak untuk dikerjakan oleh pemerintahan dan stakeholders berkaitan. Ingat sekarang ini khalayak masih menyangsikan akan kemanan dan efektifitas vaksin import sebab terbatasinya info, terhitung Sinovac yang telah lebih dulu datang di tanah air.
"Jika kita menurut kembali lagi dahulu persetujuan di antara pemerintahan dan DPR kan ada dua saat itu, ingin meningkatkan vaksin Merah Putih atau mungkin dengan Sinovac yang bekerja bersama dengan China. Tapi jika menyaksikan timeline-nya seingat saya Januari itu baru tes klinisnya s/d Desember ini belum usai. Kok mendadak pemerintahan loncat langsung beli vaksin Sinovac yang menjadi," jelasnya
Akhirnya, katanya, khalayak jadi sangsi akan keamanan dan efektifitas vaksin Covid-19 yang akan selekasnya dikerjakan dalam kurun waktu dekat.
"Jadi, pertanyaan (khalayak) apa secara sains telah penuhi tes medis yang secara standard di panel oleh periset-ilmuwan," tegasnya.
Awalnya, Kepala Tubuh Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito menyebutkan proses pengetesan keamanan dan efektifitas vaksin Covid-19 hingga saat ini selalu dikerjakan. BPOM juga tengah menanti hasil tes medis vaksin yang lagi dikerjakan team periset di Bandung bersama Kampus Padjadjaran.
"Saat ini kita sedang berproses untuk pengamatan, kelak tentu saja dari hasil pengamatan ini akan menyaksikan faktor keamanannya dan khususnya efektifitasnya. Masanya 1 bulan, 3 bulan, dan enam bulan. Nah hasil penilaian itu yang menjadi landasan kita tentukan Emergency Use Authorization (EUA), untuk EUA efikasi bisa cukup 50 %", jelasnya dalam pengakuannya, Kamis (17/12).
Penny Lukito mengutarakan, dalam tentukan keamanan dan efektifitas vaksin Covid-19, BPOM mengikut standard dan peraturan yang menjadi loyalitas bersama secara internasional, misalkan dengan rujukan WHO dan merekomendasi ke regulator negara lain seperti FDA (Food and Drug Administration) yang proses penilaiannya bermutu sama bagusnya seperti pada Indonesia.
"Dan itu mengapa Tubuh POM telah peninjauan bersama team dari MUI untuk audit halal, bersama Bio Farma, dan Kementerian Kesehatan telah lakukan peninjauan di Cina tempo hari. Jika di faktor kualitas itu telah penuhi faktor langkah produksi obat yang bagus. Alhamdulillah, sampai sekarang ini tidak ada efek yang kritis", papar Penny Lukito.
Untuk menangani Virus Covid-19 ini. Pemerintahan Indonesia telah mempersiapkan beberapa calon vaksin. Sinovac (China), Merah Putih (Indonesia). Ke-2 nya sekarang ini masih juga dalam step proses tes medis.